Kampar (Berseripos.co.id)
Terkait dengan rumah layak huni (RLH) yang tidak tepat sasaran dan dugaan tentang adanya jualbeli rumah layak huni oleh oknum perangkat desa pulau terap kec.Kuok yang telah warta sebelumnya
Kepala desa pulau terap Husni angkat bicara, iya menyebutkan bahwa Sejarah rumah layak huni tersebut Pada tahun 2010 kami mendapat sebanyak 25 unit dari provinsi, akan tetapi kami bagi dengan desa Merangin sebanyak 7 unit dan untuk desa pulau terap 18 unit, tentunya kami pihak desa bermusyawarah dulu dengan masyarakat, dengan tokoh masyarakat untuk mencari siapa siapa yang berhak mendapatkan rumah tersebut
” kebetulan pada waktu itu ketua BPD adalah pak Herman, dan setelah kami rembukkan bersama, kami mencari masyarakat yang sangat membutuhkan sesuai dengan kriteria pada waktu itu. Ujarnya kepada Berseripos.co.id di kantor desa, jumat (08/12/2017)
Menurutnya, Pada Tahap seleksi tersebut masuklah nama sekdes sebagai penerima rumah layak huni sesuai kriteria ataupun kondisi pada waktu itu
” pertimbangannya tentu pada waktu itu sekdes hanya bergaji Rp.7.00.000- (tujuh ratus ribu rupiah), sedangkan untuk menambah penghasilan sekdes nyadap karet pada hari sabtu minggu, ulasnya
Sementara itu Herman Mantan ketua BPD pulau terap menambahkan, seperti yang disampaikan Kepala desa tadi, kami pihak BPD juga telah Merembukkan didesa karena pihak dari desa bertanya data siapa siapa yang layak mendapatkan rumah layak huni tersebut
” adapun kriterianya adalah Sudah Memiliki anak lebih dari satu, tidak mampu, masih ngontrak rumah Atau numpang, kebetulan bapak syaiful sekretaris desa inilah yang masuk dalam kategori tersebut, kita bisa menilai berapa gaji untuk kebutuhan keluarga maupun untuk pendidikan anak. Jelasnya
” saya tau benar Pak Syaiful ini pak, saya orang yang betanggung jawab akan hal tersebut. Paparnya kepada Berseripos.co.id
Ketika disinggung mengenai perihal jualbeli rumah layak huni, Syaiful Sekretaris Desa mengatakan bahwa tidak ada jual beli rumah tersebut, hanya saja rumah tersebut ditempati oleh orang yang saya rasa layak menerima,
” jadi rumah itu saya hibahkan secara iklas kepada orang yang benar benar sangat layak mendapatkannya, rumah tersebut bukan saya jual. Sambungnya (#)